Minggu, 29 Agustus 2010 di 06.55 Diposting oleh Muhammad Hadist Arviansyah 0 Comments

Protagonis: Jong Tae-se (Korea Utara)

Spoiler for nih gan:

Tampil untuk pertama kalinya di putaran final sejak tahun 1966 membuat banyak orang membuat lelucon kejam. Rumor tersebar para pemain bola hidup secara tertutup di negara komunis dan bakal mendapat hukuman jika kalah. Pemain kelahiran Korea Selatan, Jong memberi wajah yang lebih manusiawi pada tim Korut saat ia menangis ketika menyanyikan lagu kebangsaan. Meski kalah 2-1, pertarungan sengit melawan Brasil menunjukkan bahwa Piala Dunia berarti sama pentingnya bagi setiap bangsa.
Protagonis: Steven Gerrard (Inggris)
Spoiler for nih gan:

Tampil keren di klubnya namun gagal total di Piala Dunia, Gerrard patut diacungi jempol atas jiwa besarnya dalam menerima kekalahan. Saat seluruh pendukung ngamuk ketika gol Frank Lampard tidak diakui, Gerrard berkomentar bahwa tim yang lebih baik memang layak menang saat itu. "Untuk mengatakan bahwa penyebab kekalahan kami adalah satu insiden itu, adalah sebuah kebohongan," ujar kapten Inggris ini.
Protagonis: Marcelo Biesla (Chile)
Spoiler for nih gan:

Si pelatih Argentina itu membuat trend yang terpaksa diikuti temannya dari Chile untuk bermain menyerang yang telah membawa mereka ke putaran final. Pola tak biasa 3-3-1-3 memukau penonton, membawa kemenangan melawan Honduras dan Swiss dan mengamankan posisi di 16 besar sebelum dikalahkan Brasil.
Protagonis: Thomas Mueller (Jerman)
Spoiler for nih gan:

Pemain muda terbaik dan peraih Sepatu Emas, Mueller memberi api dalam perjuangan Jerman mengakhiri Inggris di 16 besar dan gol pembuka melawan Argentina di perempat final. Sebuah hukuman akibat handball saat melawan Argentina membuatnya tak bisa bermain di semi-final, tapi ia tetap bersikap sportif. Mueller menjabat tangan wasit saat keluar lapangan.
Antagonis: Nicolas Anelka (Perancis)
Spoiler for nih gan:

Tak ada yang punya reputasi seburuk Anelka di Piala Dunia kali ini. Tampil kurang mengesankan saat pertandingan pemanasan dan pertarungan pembuka 0-0 melawan Uruguay, penyerang Chelsea ini juga mengabaikan pelatihnya. Perintah Raymond Domenech untuk memimpin lini dengan gaya konvensional memusat di tengah tak digubris. Domenech akhirnya kehilangan kesabaran di paruh kedua kekalahan 2-0 dari Meksiko. Dan saat Anelka membalas dengan makian, karir Piala Dunianya usai.

Detail insiden ini terpampang di halaman depan harian olahraga Perancis, L'Equipe, menuntut Asosiasi Sepak bola Perancis memulangkan Anelka dan agar tim Perancis memboikotnya.
Antagonis: Kader Keita (Pantai Gading)
Spoiler for nih gan:

Keita telah beradu lari dengan pemain Brasil, Kaka sepanjang paruh kedua pertemuan fase grup mereka. Dengan Brasil unggul 3-1 dan tentunya siap menyambut babak selanjutnya, Keita balas dendam dengan menabrakkan diri pada kaka lalu menjatuhkan diri, menelengkupkan muka seolah-olah baru disikut. Sayang sekali para wasit percaya drama Keita dan mengirim Kaka keluar lapangan, membuatnya tidak bisa bermain melawan Portugal.
Antagonis: Luis Suarez (Uruguay)
Spoiler for nih gan:



Suarez meninju gol dari Dominic Adiyiah keluar garis saat momen krusial waktu tambahan pertandingan perempat final Urugay melawan Ghana. Gol itu akan menjadikan Ghana tim Afrika pertama yang meraih semi final Piala Dunia, tapi Asamoah Gyan gagal mengeksekusi tendangan penalty dan Uruguay-lah yang berhasil lolos. Suarez dikirim keluar lapangan karena ulahnya tapi tetap membuat keki dengan merayakan kesialan Gyan dan berkata ia juga punya 'Tangan Tuhan'.
Antagonis: Mark van Bommel (Belanda)
Spoiler for nih gan:


Pemain Belanda dengan gaya agresifnya, terutama di daerah betis dan pergelangan kaki telah menjadi komponen penting timnya. Mendapat kartu kuning 22 menit setelah final dimulai karena menjegal Adres Iniesta, ia beruntung tidak mendapat kartu merah setelah menjegal Xavi. Van Bommel terlihat mengkonfrontasi hakim garis Howard Webb setelah peluit tanda final berakhir berbunyi.

0 Responses so far.

Posting Komentar